Buku SBY Dilarang di Sekolah Swasta (Bernuansa Politis)
Posted by
yudijs | Digital News 4U at Kamis, 03 Februari 2011
Share this post:
|
1 Comments
[Artikel ini sudah dibaca sebanyak
Kali]
Tegal (SI ONLINE)-Heboh beredarnya buku serial biografi sosok Presiden Susilo Bambang Yudhoyono masih terus di perbincangkan kalangan pendidikan di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Rabu (2/2/2011). Bahkan, sejumlah Sekolah Menengah Pertama (SMP) swasta di kabupaten itu melarang siswanya membaca buku serial biografi ketua Dewan Pembina Partai Demokrat itu.
Larangan ini dimaksudkan agar semua siswa tetap fokus mempelajari buku-buku pelajaran utama dan buku panduan lainnya yang sesuai kurikulum pendidikan.
Di SMP Penawaja Talang, Kabupaten Tegal, misalnya. Kini, buku-buku yang sempat dipajang di ruang perpusatakaan itu, hanya disimpan di ruang kepala sekolah. Hingga menunggu buku-buku itu ditarik pemerintah setempat.
Ketua Yayasan SMP Penawaja Talang, Abdul Aziz Fadil, mengatakan pihak yayasan sengaja tidak lagi menempatkan buku serial SBY ini di perpustakaan. Ini dimaksudkan agar siswa tidak membaca buku serial SBY itu. Alasannya, buku itu sangat bernuansa politis dan dikhawatirkan dapat mengaderkan siswa dalam beberapa tahun ke depan.
Sementara itu, Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Tegal Dimyati menyatakan pihaknya terus melakukan penelusuran masuknya buku serial SBY ke dalam petunjuk teknis buku bantuan dana alokasi khusus. Dimyati bersikukuh pemerintah setempat segera menarik buku itu karena diterbitkan tidak melalui prosedur yang benar.
Diberitakan sebelumnya, buku seri "Lebih Dekat dengan SBY" masuk dalam daftar pengayaan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP). Buku itu didapat dari program DAK untuk sebuah SMP di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.
"Buku ini saya temukan waktu reses kemarin di daerah pemilihan saya, kabupaten Tegal, di sebuah SMP. Ini kata kepala sekolahnya program dana alokasi khusus," kata anggota Komisi X DPR, Rohmani.
Ia menilai buku tersebut memang bagus dan mendidik. Akan tetapi, terasa kurang cocok dibaca oleh siswa SMP.
Red: Shodiq Ramadhan
Sumber: Liputan 6