:: Mau dapatkan semua berita terhangat di negeri ini dan luar negeri ya.. cuma disini tempatnya. Digital News 4U Menyajikan berita terhangat dan unik ::
TopBottom
Announcement: wanna exchange links? contact me at infoyudijs@gmail.com.

Sejarah Penciptaan Lambang Burung Garuda

Posted by yudijs | Digital News 4U at Selasa, 09 November 2010
Share this post:
Ma.gnolia DiggIt! Del.icio.us Yahoo Furl Technorati Reddit




[Artikel ini sudah dibaca sebanyak Kali]

Garuda merupakan lambang
Negara Indonesia, hampir semua
orang tahu itu. Namun hanya
sebagian orang saja yang
mengetahui siapa penemunya
dan bagaimana kisah hingga
menjadi lambang kebanggaan
negara ini.

Sewaktu Republik Indonesia
Serikat dibentuk, dia diangkat
menjadi Menteri Negara Zonder
Porto Folio dan selama jabatan
menteri negara itu ditugaskan
Presiden Soekarno
merencanakan, merancang dan
merumuskan gambar lambang
negara.Dia lah Sultan Hamid II
yang berasal dari Pontianak.

Dia teringat ucapan Presiden
Soekarno, bahwa hendaknya
lambang negara mencerminkan
pandangan hidup bangsa, dasar
negara Indonesia, di mana sila-
sila dari dasar negara, yaitu
Pancasila divisualisasikan dalam
lambang negara. Tanggal 10
Januari 1950 dibentuk Panitia
Teknis dengan nama Panitia
Lencana Negara di bawah
koordinator Menteri Negara
Zonder Porto Folio Sultan Hamid
II dengan susunan panitia teknis
M Yamin sebagai ketua, Ki Hajar
Dewantoro, M A Pellaupessy,
Moh Natsir, dan RM Ng
Purbatjaraka sebagai anggota.
Panitia ini bertugas menyeleksi
usulan rancangan lambang
negara untuk dipilih dan
diajukan kepada pemerintah.

Merujuk keterangan Bung Hatta
dalam buku "Bung Hatta
Menjawab" untuk melaksanakan
Keputusan Sidang Kabinet
tersebut Menteri Priyono
melaksanakan sayembara.
Terpilih dua rancangan lambang
negara terbaik, yaitu karya
Sultan Hamid II dan karya M
Yamin.

Pada proses selanjutnya yang
diterima pemerintah dan DPR RIS
adalah rancangan Sultan Hamid
II. Karya M Yamin ditolak karena
menyertakan sinar-sinar
matahari dan menampakkan
pengaruh Jepang.
Setelah rancangan terpilih,
dialog intensif antara perancang
(Sultan Hamid II), Presiden RIS
Soekarno dan Perdana Menteri
Mohammad Hatta, terus
dilakukan untuk keperluan
penyempurnaan rancangan itu.
Terjadi kesepakatan mereka
bertiga, mengganti pita yang
dicengkeram Garuda, yang
semula adalah pita merah putih
menjadi pita putih dengan
menambahkan semboyan
"Bhineka Tunggal Ika".
Tanggal 8 Februari 1950,
rancangan final lambang negara
yang dibuat Menteri Negara RIS,
Sultan Hamid II diajukan kepada
Presiden Soekarno. Rancangan
final lambang negara tersebut
mendapat masukan dari Partai
Masyumi untuk
dipertimbangkan, karena
adanya keberatan terhadap
gambar burung garuda dengan
tangan dan bahu manusia yang
memegang perisai dan dianggap
bersifat mitologis.

Sultan Hamid II kembali
mengajukan rancangan gambar
lambang negara yang telah
disempurnakan berdasarkan
aspirasi yang berkembang,
sehingga tercipta bentuk
Rajawali-Garuda Pancasila.
Disingkat Garuda Pancasila.
Presiden Soekarno kemudian
menyerahkan rancangan
tersebut kepada Kabinet RIS
melalui Moh Hatta sebagai
perdana menteri. AG
Pringgodigdo dalam bukunya
"Sekitar Pancasila" terbitan Dep
Hankam, Pusat Sejarah ABRI
menyebutkan, rancangan
lambang negara karya Sultan
Hamid II akhirnya diresmikan
pemakaiannya dalam Sidang
Kabinet RIS. Ketika itu gambar
bentuk kepala Rajawali Garuda
Pancasila masih "gundul" dan
"tidak berjambul" seperti
bentuk sekarang ini. Inilah karya
kebangsaan anak-anak negeri
yang diramu dari berbagai
aspirasi dan kemudian dirancang
oleh seorang anak bangsa,
Sultan Hamid II Menteri Negara
RIS.

Presiden Soekarno kemudian
memperkenalkan untuk pertama
kalinya lambang negara itu
kepada khalayak umum di Hotel
Des Indes Jakarta pada 15
Februari 1950. Penyempurnaan
kembali lambang negara itu
terus diupayakan. Kepala
burung Rajawali Garuda
Pancasila yang "gundul" menjadi
"berjambul" dilakukan. Bentuk
cakar kaki yang mencengkram
pita dari semula menghadap ke
belakang menjadi menghadap ke
depan juga diperbaiki, atas
masukan Presiden Soekarno.
Tanggal 20 Maret 1950, bentuk
final gambar lambang negara
yang telah diperbaiki mendapat
disposisi Presiden Soekarno,
yang kemudian memerintahkan
pelukis istana, Dullah, untuk
melukis kembali rancangan
tersebut sesuai bentuk final
rancangan Menteri Negara RIS
Sultan Hamid II yang
dipergunakan secara resmi
sampai saat ini.

source: http://halpalingunik.blogspot.com

Masukan Alamat Email Anda Di Sini Untuk Mendapatkan Berita Terbaru :



Artikel Terkait:


Label:

0 komentar:

Posting Komentar

Dilarang berkomentar yang bersifat Spam, Syara dan Profokatif