:: Mau dapatkan semua berita terhangat di negeri ini dan luar negeri ya.. cuma disini tempatnya. Digital News 4U Menyajikan berita terhangat dan unik ::
TopBottom
Announcement: wanna exchange links? contact me at infoyudijs@gmail.com.

Cegah Kanker Payudara dengan Tanaman Ciplukan

Posted by yudijs | Digital News 4U at Jumat, 03 Desember 2010
Share this post:
Ma.gnolia DiggIt! Del.icio.us Yahoo Furl Technorati Reddit




[Artikel ini sudah dibaca sebanyak Kali]

Tanaman ciplukan merupakan
tanaman perdu yang mudah
ditemukan di ladang ternyata
mampu mencegah kanker
payudara. Tanaman dengan
nama latin Physallisa angulata L
memiliki efek sitotoksik dan
mampu menekan pertumbuhan
sel kanker secara in vitro.

Ciplukan mengandung senyawa
Fisalin dan Withanolid yang
disinyalir dari berbagai laporan
mengandung aktivitas
antikanker. Tanaman ini juga
bersifat sitotoksik pada
beberapa sel kanker, mampu
menghambat pertumbuhan sel
kanker payudara MDA-MB 231,
sel adenokarsinoma paru NCL-
H23, sel leukimia, serta memiliki
aktivitas anthihepatoma pada
sel hepatoma manusia Hep G2,
Hep 3B, dan PLC/PRF/5.

"Dari penelitian-penelitian yang
dilakukan menguatkan bila
Ciplukan memiliki potensi untuk
dikembangkan sebagai agen
kemopreventif," ungkap
Ameilinda Monikawati di kampus
Universitas Gadjah Mada (UGM)
di Bulaksumur, Yogyakarta,
Rabu (1/12/2010).

Manfaat tanaman tersebut
terbukti mampu menghambat
sel kanker payudara setelah
dijadikan ekstrak. Ekstrak
diperoleh dari pengolahan buah
ciplukan yang telah dihilangkan
akarnya.

Ameilinda mengatakan aktivitas
kemopreventif ekstrak etanolik
herba Ciplukan menjadi
alternatif pengobatan penderita
kanker payudara. Sementara
pengobatan kanker payudara
dengan kemoterapi selama ini
dinilai kurang efektif. Dengan
kemoterapi seringkali
menimbulkan adanya resistensi,
serta beberapa efek samping
seperti mual, muntah, toksisitas
pada jaringan normal, toksisitas
pada jantung menekan sistim
imun.

"Karenanya dibutuhkan suatu
alternatif terapi kanker yang
lebih aman, terjangkau dan
efektif," katanya.

Secara in vitro dari penelitian ini
berhasil menekan pertumbuhan
sel kanker hingga 20 persen.
Hanya saja tidak hanya secara
in vitro, untuk mendukung
penelitian potensi Ciplukan
sebagai agen kemopreventif
pada kanker payudara maka
dilakukan pula secara uji in vivo.
Uji secara in vivo ini bertujuan
untuk mengobservasi pengaruh
EHC pada hewan uji tikus betina
galur Sprague Dawley.

Uji in vivo ini, kata Amelianda
dilakukan melalui pengamatan
hispatologi sel payudara dengan
metode pewarnaan Hematoksilin
" Eosin, serta aktivitas
antiproliferasi EHC dengan
metode AgNOR pada tikus yang
terinduksi DMBA. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa EHC mampu
menghambat proses
karsiogenesis dari DMBA dan
memiliki aktivitas antiproliferatif
dengan menunjukkan black dots
(nilai mAgNOR) dibandingkan
dengan kelompok kontrol DMBA.

Dari penelitian yang dilakukan
Amelianda, Inna dan Sofa
berkesimpulan Ciplukan
berpotensi untuk dikembangkan
sebagai agen kemoprevensi
kanker payudara melalui induksi
apoptosis dan penghambatan
proliferasi sel. Selain itu Ciplukan
dapat dijadikan pula sebagai
agen ko-kemoterapi dengan
doxorubicin.

"Karenanya uji selektivitas
serta ekspresi berbagai macam
protein yang terkait dalam
pemicuan apoptosis dan regulasi
daur sel perlu dilakukan untuk
mengetahui kemanan dan
mekanisme molekulernya dalam
menghambat pertumbuhan
kanker payudara," tutur
Amelianda.

Dari penelitian tiga mahasiswa
Fakultas Farmasi yakni
Ameilinda, Inna Amandari dan
Sofa Farida berhasil menguji
potensi kemopreventif ekstrak
etanolik herba Ciplukan (EHC)
pada sel kanker payudara.
Berkat penelitiannya tersebut,
ketiga mahasiswa tersebut
dinyatakan menjadi pemenang I
Bidang Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) pada Kompetisi Pemilihan
Peneliti Remaja Indonesia (PPRI)
ke-9 tahun 2010, sekaligus
berhak mendapat hadiah uang
sebesar Rp 12 juta. [sumber]

Masukan Alamat Email Anda Di Sini Untuk Mendapatkan Berita Terbaru :



Artikel Terkait:


0 komentar:

Posting Komentar

Dilarang berkomentar yang bersifat Spam, Syara dan Profokatif